Teks Eksplanasi Tragedi Trisakti Laurencia 8A
Tragedi Trisakti dan Penjajahan Kaitannya
dengan HAM
Peristiwa Tragedi Trisakti ini dapat terjadi karena adanya sebab
yang memicu. Penyebab terjadinya tragedi ini adalah karena krisisnya ekonomi
Indonesia pada masa itu, dan juga rakyat yang bersikeras untuk menurunkan Presiden Soeharto dari jabatannya. Peristiwa ini juga menimbulkan
beberapa akibat yakni adanya korban jiwa dikarenakan ada yang tertembak saat
sedang melaksanakan aksi dan tragedi ini juga semakin memperburuk keadaan
ekonomi Indonesia pada saat itu.
Peristiwa Tragedi Trisakti ini terjadi puluhan tahun setelah
penjajahan yang terjadi di Indonesia. Meskipun begitu, relasi antara Tragedi
ini dengan masa penjajahan tetap ada. Salah satunya adalah korupsi. Pada masa
orde baru, ada beberapa kasus korupsi yang terjadi, salah satunya adalah kasus
dugaan korupsi pertamina, hal ini berhubungan dengan sejarah yang saya pelajari,
yaitu saat Daendels memimpin pasukan Belanda. Pada mulanya, tujuan Daendels adalah
memperkuat pertahanan dan memperbaiki kondisi ekonomi Belanda, tetapi ia gagal
saat sedang melaksanakan tugasnya karena ia dan keluarganya melakukan korupsi
yang cukup besar. Dari sini kita bisa lihat bahwa baik pada zaman penjajahan maupun setelah merdeka, peristiwa korupsi tetap ada.
Selain itu, penjajahan juga membawa pengaruh lain yang juga terjadi di peristiwa Trisakti yaitu perlakuan yang bisa dibilang tidak manusiawi. Tragedi Trisakti memakan 4 korban. Hal ini bisa terjadi karena ada yang menembakkan peluru tajam kearah mahasiswa. Sedangkan pada masa penjajahan, para penjajah menerapkan beberapa sistem yang tidak manusiawi, contohnya adalah sistem kerja rodi. Pada sistem ini, rakyat disuruh untuk membangun jalan raya dari Anyer sampai ke Panarukan, tetapi banyak rakyat yang meninggal pada masa itu, baik karena kelaparan dan penyebab lainnya. Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa peristiwa yang terjadi pada masa penjajahan juga membawa pengaruh kepada peristiwa yang terjadi bertahun - tahun setelahnya.
Dari peristiwa – peristiwa ini, kita bisa belajar banyak hal, salah
satunya adalah untuk saling menghormati sesama manusia. Pemerintah juga
seharusnya tidak main hakim sendiri dan tidak impulsif dalam melakukan suatu
tindakan. Walaupun dalam keadaan terdesak, penguasa negara seharusnya bersikap
bijak dan meggunakan kekuasaannya untuk menyejahterakan rakyat, bukan
menyakitinya. Masyarakat juga seharusnya bersikap lebih sopan dan bijak dalam
mengutarakan pendapat sebagaimana yang telah ditulis pada HAM pasal 23 ayat 2.
Dari peristiwa ini negara Indonesia kembali diingatkan dengan adanya konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan dan bagaimana semua hal pasti memiliki batasannya sendiri.
Meskipun peristiwa – peristiwa ini terkesan sebagai suatu hal yang
buruk, namun kita bisa mengambil hikmahnya. Tuhan merancangkan yang terbaik
untuk umat – umatnya, termasuk untuk rakyat Indonesia melalui penjajahan dan
tragedi ini. Seperti yang ditulis pada Mazmur pasal 75 ayat 11 “Segala tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya,
tetapi tanduk-tanduk orang benar akan ditinggikan” maka Tuhan akan memberikan
keadilan kepada mereka yang benar. Terbukti dengan Indonesia yang akhirnya
merdeka setelah ratusan tahun dijajah dan Indonesia yang bisa bebas dari Tragedi Trisakti maupun peristiwa - peristiwa buruk lainnya. Terlepas dari hal – hal negatif
yang terjadi, saya tetap bersyukur karena setelah adanya peristiwa – peristiwa
ini, Indonesia bisa menjadi Indonesia yang sekarang. Mungkin, jika penjajah
tidak pernah datang ke negara kita, bisa saja sistem pemerintahan Indonesia
bukan presidensial sekarang, atau Indonesia masih disebut sebagai Nusantara.
Jika lihat lebih dalam lagi, maka akan ada banyak sekali hal yang dapat kita
syukuri. Sebagai bentuk dari rasa syukur kita atas kemerdekaan kita baik atas
penjajah maupun dosa, kita harus selalu berdoa kepada Tuhan, dan harus terus
mensyukuri hal – hal kecil maupun besar disekitar kita!
Komentar
Posting Komentar