Teks Eksplanasi Tragedi Trisakti Laurencia 8A

 Tragedi Trisakti dan Penjajahan Kaitannya

 dengan HAM

    Sebagai masyarakat Indonesia, kita hidup berdampingan dengan jutaan orang lain dinegara ini, dan setiap individu memperoleh hak nya sendiri. Namun kita tetap memiliki batasan dalam memperoleh hak kita masing – masing, dan semua hal tersebut sudah tertulis di Undang – Undang Hak Asasi Manusia. HAM atau Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat pada setiap manusia dan tidak dapat diambil siapapun seperti hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dan hak untuk tidak diperbudak. HAM bersifat langgeng dan universal yang berarti berlaku sejak dari kandungan hingga meninggal dan berlaku di seluruh dunia. HAM memiliki beberapa jenis yaitu hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak asasi hukum, hak asasi ekonomi, hak asasi peradilan, dan hak asasi sosial budaya.   

    Jenis hak asasi yang pertama adalah hak asasi pribadi yang merupakan hak yang dimiliki setiap warga negara yang bersangkutan dengan kepentingan pribadi. Contohnya adalah hak kebebasan untuk aktif dalam organisasi/ perkumpulan. Jenis hak asasi kedua adalah hak asasi politik yang merupakan hak untuk diakui sebagai warga negara yang sederajat dalam segi politik. Contohnya adalah hak untuk memberikan suara dalam suatu pemilihan. Lalu, jenis hak asasi yang ketiga adalah hak asasi hukum yang merupakan hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam keadilan hukum dan pemerintahan. Contohnya adalah hak untuk mendapatkan layanan dan perlindungan hukum. Kemudian, jenis hak asasi yang keempat adalah hak asasi ekonomi yang merupakan hak warga negara untuk memiliki, membeli, dan menjual sesuatu serta memanfaatkannya. Contohnya adalah hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli. Setelah itu, jenis hak asasi yang kelima adalah hak asasi peradilan yang merupakan hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil. Contohnya adalah hak untuk mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan. Terakhir, jenis hak asasi keenam adalah hak asasi sosial budaya yang merupakan hak yang berkaitan dengan mendapatkan pendidikan serta mengembangkan kebudayaan. Contohnya adalah hak menentukan, memilih, dan memperoleh pendidikan.


    Berkaitan dengan HAM yang diterapkan di Indonesia, ada beberapa kejadian yang melanggar HAM ataupun UUD 1945, salah satunya adalah Tragedi Trisakti. Kejadian ini terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, dimana mahasiswa – mahasiswa dari Universitas Trisakti melakukan aksi demonstrasi secara anarkis di Gedung Nusantara dengan tujuan menjatuhkan Presiden Soeharto dari masa jabatannya. Pasukan polisi yang dipimpin oleh Jendral Pol Dibyo saat itu melakukan aksi penembakkan untuk menghentikan para mahasiswa tersebut. Walaupun beberapa mahasiswa berhasil melarikan diri dan berlindung di Universitas Trisakti, penembakkan tersebut memakan 4 korban yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie. Penyelidikan lebih lanjut sempat dilakukan dan ditemukan kepingan peluru kaliber pada tubuh salah satu korban yaitu Hery Hertanto. Namun, Kapolda dan Kapolri menyatakan bahwa tidak ada penggunaan peluru tajam dan hanya tongkat pemukul, peluru kosong, peluru karet, dan gas air mata yang digunakan. Persidangan telah dilakukan tetapi tetap saja pelaku penembakkan tersebut tidak ditemukan. Tiga tahun setelah peristiwa ini, ditemukan 9 terdakwa diadili lalu diberikan hukuman 3 – 6 tahun penjara namun mereka hanya pelaku lapangan sedangkan pelaku utama belum ditemukan.  


Peristiwa Tragedi Trisakti ini dapat terjadi karena adanya sebab yang memicu. Penyebab terjadinya tragedi ini adalah karena krisisnya ekonomi Indonesia pada masa itu, dan juga rakyat yang bersikeras untuk menurunkan Presiden Soeharto dari jabatannya. Peristiwa ini juga menimbulkan beberapa akibat yakni adanya korban jiwa dikarenakan ada yang tertembak saat sedang melaksanakan aksi dan tragedi ini juga semakin memperburuk keadaan ekonomi Indonesia pada saat itu.

Peristiwa Tragedi Trisakti ini terjadi puluhan tahun setelah penjajahan yang terjadi di Indonesia. Meskipun begitu, relasi antara Tragedi ini dengan masa penjajahan tetap ada. Salah satunya adalah korupsi. Pada masa orde baru, ada beberapa kasus korupsi yang terjadi, salah satunya adalah kasus dugaan korupsi pertamina, hal ini berhubungan dengan sejarah yang saya pelajari, yaitu saat Daendels memimpin pasukan Belanda. Pada mulanya, tujuan Daendels adalah memperkuat pertahanan dan memperbaiki kondisi ekonomi Belanda, tetapi ia gagal saat sedang melaksanakan tugasnya karena ia dan keluarganya melakukan korupsi yang cukup besar. Dari sini kita bisa lihat bahwa baik pada zaman penjajahan maupun setelah merdeka, peristiwa korupsi tetap ada. 

Selain itu, penjajahan juga membawa pengaruh lain yang juga terjadi di peristiwa Trisakti yaitu perlakuan yang bisa dibilang tidak manusiawi. Tragedi Trisakti memakan 4 korban. Hal ini bisa terjadi karena ada yang menembakkan peluru tajam kearah mahasiswa. Sedangkan pada masa penjajahan, para penjajah menerapkan beberapa sistem yang tidak manusiawi, contohnya adalah sistem kerja rodi. Pada sistem ini, rakyat disuruh untuk membangun jalan raya dari Anyer sampai ke Panarukan, tetapi banyak rakyat yang meninggal pada masa itu, baik karena kelaparan dan penyebab lainnya. Dari penjelasan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa peristiwa yang terjadi pada masa penjajahan juga membawa pengaruh kepada peristiwa yang terjadi bertahun - tahun setelahnya. 

Dari peristiwa – peristiwa ini, kita bisa belajar banyak hal, salah satunya adalah untuk saling menghormati sesama manusia. Pemerintah juga seharusnya tidak main hakim sendiri dan tidak impulsif dalam melakukan suatu tindakan. Walaupun dalam keadaan terdesak, penguasa negara seharusnya bersikap bijak dan meggunakan kekuasaannya untuk menyejahterakan rakyat, bukan menyakitinya. Masyarakat juga seharusnya bersikap lebih sopan dan bijak dalam mengutarakan pendapat sebagaimana yang telah ditulis pada HAM pasal 23 ayat 2. Dari peristiwa ini negara Indonesia kembali diingatkan dengan adanya konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan dan bagaimana semua hal pasti memiliki batasannya sendiri. 

Meskipun peristiwa – peristiwa ini terkesan sebagai suatu hal yang buruk, namun kita bisa mengambil hikmahnya. Tuhan merancangkan yang terbaik untuk umat – umatnya, termasuk untuk rakyat Indonesia melalui penjajahan dan tragedi ini.  Seperti yang ditulis pada Mazmur pasal 75 ayat 11 “Segala tanduk orang-orang fasik akan dihancurkan-Nya, tetapi tanduk-tanduk orang benar akan ditinggikan” maka Tuhan akan memberikan keadilan kepada mereka yang benar. Terbukti dengan Indonesia yang akhirnya merdeka setelah ratusan tahun dijajah dan Indonesia yang bisa bebas dari Tragedi Trisakti maupun peristiwa - peristiwa buruk lainnya. Terlepas dari hal – hal negatif yang terjadi, saya tetap bersyukur karena setelah adanya peristiwa – peristiwa ini, Indonesia bisa menjadi Indonesia yang sekarang. Mungkin, jika penjajah tidak pernah datang ke negara kita, bisa saja sistem pemerintahan Indonesia bukan presidensial sekarang, atau Indonesia masih disebut sebagai Nusantara. Jika lihat lebih dalam lagi, maka akan ada banyak sekali hal yang dapat kita syukuri. Sebagai bentuk dari rasa syukur kita atas kemerdekaan kita baik atas penjajah maupun dosa, kita harus selalu berdoa kepada Tuhan, dan harus terus mensyukuri hal – hal kecil maupun besar disekitar kita!

Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Psalms Expression

Jaringan Komputer